Mengetahui ciri-ciri ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat sangatlah penting. Oleh karena itu, berikut ini penulis sebutkan beberapa ciri ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat
Ciri-ciri ilmu yang bermanfaat di dalam diri seseorang:
- 1 .Menghasilkan rasa takut dan cinta kepada Allah.
- 2.Menjadikan hati tunduk atau khusyuk kepada Allah dan merasa hina di hadapan-Nya dan selalu bersikap tawaduk.
- 3.Membuat jiwa selalu merasa cukup (qanaah) dengan hal-hal yang halal walaupun sedikit yang itu merupakan bagian dari dunia.
- 4.Menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia.
- 5.Senantiasa didengar doanya.
- 6.Ilmu itu senantiasa berada di hatinya.
- Menganggap bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu dan kedudukan.
- Menjadikannya benci akan tazkiah dan pujian.
- Selalu mengharapkan akhirat.
- Menunjukkan kepadanya agar lari dan menjauhi dunia. Yang paling menggiurkan dari dunia adalah kepemimpinan, kemasyhuran dan pujian.
- Tidak mengatakan bahwa dia itu memiliki ilmu dan tidak mengatakan bahwa orang lain itu bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah dan ahlussunnah. Sesungguhnya dia mengatakan hal itu karena hak-hak Allah, bukan untuk kepentingan pribadinya.
- Berbaik sangka terhadap ulama-ulama salaf (terdahulu) dan berburuk sangka pada dirinya.
- Mengakui keutamaan-keutamaan orang-orang yang terdahulu di dalam ilmu dan merasa tidak bisa menyaingi martabat mereka.
- Sedikit berbicara karena takut jika terjadi kesalahan dan tidak berbicara kecuali dengan ilmu. Sesungguhnhya, sedikitnya perkataan-perkataan yang dinukil dari orang-orang yang terdahulu bukanlah karena mereka tidak mampu untuk berbicara, tetapi karena mereka memiliki sifat wara’ dan takut pada Allah Taala.
Adapun ciri-ciri ilmu yang tidak bermanfaat di dalam diri seseorang:
- Ilmu yang diperoleh hanya di lisan bukan di hati.
- Tidak menumbuhkan rasa takut pada Allah.
- Tidak pernah kenyang dengan dunia bahkan semakin bertambah semangat dalam mengejarnya.
- Tidak dikabulkan doanya.
- Tidak menjauhkannya dari apa-apa yang membuat Allah murka.
- Semakin menjadikannya sombong dan angkuh.
- Mencari kedudukan yang tinggi di dunia dan berlomba-lomba untuk mencapainya.
- Mencoba untuk menyaing-nyaingi para ulama dan suka berdebat dengan orang-orang bodoh.
- Tidak menerima kebenaran dan sombong terhadap orang yang mengatakan kebenaran atau berpura-pura meluruskan kesalahan karena takut orang-orang lari darinya dan menampakkan sikap kembali kepada kebenaran.
- Mengatakan orang lain bodoh, lalai dan lupa serta merasa bahwa dirinya selalu benar dengan apa-apa yang dimilikinya.
- Selalu berburuk sangka terhadap orang-orang yang terdahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar